Kamis, 28 Desember 2017

Camping di Poyotomo


Dikesempatan liburan kali ini, aku sama Gilang memutuskan buat nyobain cara liburan yang beda, yang agak sedikit jauh dari kota. Dan kebetulan aku juga dapet recommend tempat yang keren banget dari temenku didaerah Bintan. Ini tempat lumayan jauh dari pusat kota. Untuk mencapai tepat ini kami musti nyebrangin lautan. Dan biar ngga susah nanti ketika disana, kami sengaja bawa motor dari Batam.

Setibanya dipelabuhan ASDP Tanjung Uban, kami langsung tancap gas menuju tempat ini. Dan itu memakan waktu sekitar 45 menit perjalanan. Disepanjang perjalanan yang ada pepohonan, ilalang, tanah kosong. Perumahan warga itu bisa diitung, Cuma ada beberapa biji doang dan jaraknya juga jauh-jauh banget. Waktu itu jam menunjunkan pukul 13.05 dan panasnya nyentang banget dikepala. Sepanjang jalan ngeliatin GPS, kok rasanya jauh banget ngga nyampe-nyampe.

Udah lemes seada-adanya karena panas, capek, dan laper, tiba-tiba kami ngeliat gerbang dengan tulisan “SELAMAT DATANG DI TAMAN PEMANCINGAN POYOTOMO”. Wuihhhh, kita cerah seketika.

Suasana yang ramai tapi tetap teduh menyambut kami. Setelah antri untuk membayar masuk Rp 10.000 per orang, kami langsung masuk kedalam area Poyotomo menuju kantin, menemui mbak Desi untuk penyewaan tenda karna kami mau camping disini. Biaya sewa tendanya juga murah banget, cuma Rp 50.000,- untuk satu malam. Dan tendanya bebas mau didirikan dimana aja didalam area Poyotomo. Lokasi yang kami pilih diarea belakang, ada kayak danau kecil disana. Dan ketika dilihat dari sisi depan, tenda kami pas banget ada di kaki gunung bintan. Sumpaaah, keren.




Setelah tenda berdiri, kami lanjut makan siang. Udah telat banget buat disebut makan siang sih sebenernya, pokoknya intinya makanlah. Soalnya dari pagi perut kami Cuma diisi pop mie, beli kapal.
Karna udah capek, kita memutuskan buat makan dikantin yang ada dipoyotomo. Pilihan menunya emang ngga begitu banyak, tapi enak-enak. Dan harganya juga standart, ngga mahal-mahal amat kayak tempat makan yang ada ditempat wisata pada umumnya.
Selesai makan, kita keliling-keliling desa Sri Bintan nyari buah favorit kita, Duriaaaaannnn. Karna memang kebetulan saat ini lagi musim durian.

Disepanjang jalan, bau durian udah kecium dimana-mana. Banyak penduduk lokal yang menjajakan durian didepan rumah mereka dipinggir jalan. Siang itu aja kami singgah kebeberapa penjual durian. Mumpung disana, kapan lagi makan durian yang asli baru jatoh dari pohon?




Malam harinya kami kepengen nyari makanan diluar. Setelah beberes, mandi, dan ganti baju, kami keluar. Pengen nyobain makanan lokal masyarakat sini. Tapi semua gagal total. Kami keluar daerah poyotomo sekitar jam 19.00 dan suasana udah sepi. Kami nyoba nanya ke beberapa penduduk yang ketemu dijalan ternyata buat beli makanan doang kami harus jalan sampe kesimpang lagoi yang lumayan jauh dari sana. Ditambah lagi sepanjang jalan juga ngga ada lampu jalan. Gelap seada-adanya. Opsi kedua, ke arah kantor pemerintahan didaerah Dompak. Disana baru warung makan. Dan ya sama aja, jalanan menuju kesana juga gelap minta ampun.
Kami memutuskan buat mengambil opsi kedua, dengan pertimbangan jarak tempuhnya lebih deket kesana ketimbang kesimpang lagoi. Gelap-gelap kami tempuh juga demi makan. Jalanan sepi, Cuma ada dua motor, motor aku sama Gilang, dan satu lagi motor temen kami. Hanya sesekali ada kendaraan dari arah berlawanan. Kanan kiri jalan adanya hutan, rawa-rawa, semak belukar. Beneran serem banget.
Tapi kami beruntung, belum nyame ketempat tujuan, kami udah ketemu tempat makan. Langsung aja belok tanpa mikir itu makanan enak apa ngga, pokoknya makan ajalah. eh tapi ternyata pecel lelenya enak loh. Ngga sia-sia jalan lumayan jauh, gelap-gelapan.
Sayang, begitu selesai makan digazebo pinggiran kolam hujan turun lumayan deres. Buru-buru deh balik ketenda sebelum kuyup.
Pagi hari di Poyotomo adalah pagi hari terindah sepanjang hidup. Asli damaaaaaai banget. Keluar tenda, ngeliat kearah Gunung Bintan yang masih terselimuti kabut. Subhanallah.
Suasananya juga beda 180 derajat kayak pertama kali kami menginjakan kaki disini. Tidak ramai seperti kemarin, hanya ada beberapa orang berjalan dipinggir kolam, anak-anak kecil bermain air, dan beberapa ekor bangau terbang rendah diatas kolam pemancingan.


Tapi sayangnya ngga bisa lama menikmati suasana itu karna harus beberes barang, dan pergi dari situ karna ngejar kapal buat balik kebata. Lain kali harus kesini lagi, menghabiskan pagi memandangi kabut yang menutupi gunung bintan perlahan menghilang.



See you again Poyotomo.

Senin, 11 Desember 2017

#feelingtoday






I love the way you make me laugh,
the way you make me smile.
The way you hold me close to you,
and kiss me for awhile.

I love the way you support me,
even if you disagree.
You never turn your back on me,
You're always there for me.
I love the way you look at me,
Its makes my knees weak,
The love and the glow in your eyes,
makes it hard for me to speak.

I love the way you love how I am,
How i shouldn't lose a pound.
I'm so lucky to have you,
You're the best guy around.

I love the way your protective,
it shows me that you care.
Without you around to protect me,
Life would be unfair.

I love the way we can sit around,
and not say a thing.
We have a special bond,
who knows what the future will bring.

I love the way we are different people,
Our likes are not the same.
Some of the things I like,
You probably think is lame.

I love the way you cheer me up,
especially when I'm sad.
And even when we get in fights,
we never stay mad.

I love the way we fall asleep,
holding each other tight.
With you being apart of my life,
Everything seems so right.

I love the way you love me,
and the love that we share.
I know this love is true,
and nothing can ever compare.

I love the way we love each other,
and the time we spend together.
I never want to loose you,
I want to love you forever.

Senin, 20 November 2017

The Journey; Pergi, bahagia, pulang.




Beberapa waktu lalu bareng Gilang iseng mampir ke toko buku, karna udah lama banget nggaada bacaan baru dirumah. Setelah keliling-keliling dan membaca berbagai sinopsis yang ada dibagian belakang beragam buku yang ada disana. Akhirnya, pilihan aku dan Gilang jatuh pada buku bersampul cokelat dengan judul The Journeys 3. Ini bukan buku baru. Buku ini pertama kali cetak tahun 2013, dan ini juga udah seri ketiga-nya.

Awalnya aku pikir ini adalah novel yang isinya ngga jauh dari probematika anak remaja tanggung yang mengisahkan perjalanan hidup objek yang jadi pemeran utamanya dalam urusan cinta dan pencarian jati diri. Tapi ternyata, aku SALAH BESAR. Buku garapan beberapa blog-traveller ini berisi jauh lebih penting dan jauh lebih bermakna ketimbang itu. Judulnya The Journey benar-benar diartikan dalam artian yang sesungguhnya. Iya, perjalanan.

Buku ini berisi tentang kumpulan cerita dari para bloger-bloger pro melakukan perjalanan. Mulai dari perjalanan sekedar pulang kekampung halaman, perjalanan karna tuntutan kerjaan, perjalanan liburan bahkan perjalanan tak berujung. Ada cerita perjalanan dari blog-traveler Husni Mubarak ke zambia. Tentang bagaimana ia melakukan perjalanan menantang nyali, mencoba hal baru yang diluar batas beraninya. Ada juga cerita dari Dina, yang nekat melepas apartmenetnya untuk lebih menikmati bebas yang dekat dengan alam bersama sang suami, Ryan. Kalau penasaran bagaimana ia bertahan hidup nomaden dinegara orang tanpa rumah, dan berbagai tips keliling dunia dengan budged munumalis, boleh cek blog-nya di www.duaransel.com

Dari sekian banyak cerita yang disuguhkan The Journeys 3, menurutku yang paling menyentuh hati adalah cerita dari Hanny kusumawati yang melakukan perjalanan ke Santorini. Tulisannya bener-bener membuat pembaca penasaran dan jadi pengen banget traveling kesana juga. Menikmati Golden Sunset, Mengunjungi Oia, bermain di Red Beach, berjalan melewati anak tangga yang ada disepanjang tebing dan berinteraksi dengan penduduk asli setempat yang terkenal ramah.

Setelah selesai membaca buku ini, rasanya pengen banget jadi kayak mereka. Melakukan perjalanan ketempat asing, merasakan hidup dinegara orang yang tradisi, budaya dan kulinernya berbeda. Tak hanya itu saja, mereka bahkan bisa menemukan arti lain dari kehidupan dalam perjalanan mereka. Mendapatkan kedamaian dalam atmosfer yang berbeda. Mendapatkan makna kebahagiaan dari persfektif yang berbeda, bahkan bahagia bisa didapat dengan cara yang amat sederhana.

Tapi setelah diflashback kebeberapa waktu belakangan ini, kehidupanku hanya habis disini-sini saja. Menjalani rutinitas yang sama dan itu-itu saja. Perjalanan yang kulakukan cuma perjalanan dari rumah kekantor-kantor kerumah. Sempat beberapa kali merencanakan perjalanan bareng temen keluar kota, tapi berakhir sebagai wacana hanya karna alasan klasik, seperti: ngga ada waktu yang pas, kerjaan yang menumpuk, dan faktor ekonomi yang kurang mendukung.

Membaca bagaimana mereka, para penulis, ini bisa mencapai satu tempat dan menikmati kedamaian serta mendapatkan kebahagiaan disana, aku langsung merasa kalo hidup aku ini hambar banget. Kurang piknik!

Perjalanan paling jauh yang pernah kutempuh baru sampai Jogjakarta, sekitar tahun 2015 lalu bareng temen kantorku. Dan memang harus diakui, pertama kali menginjakan kaki dikota orang itu, suasananya beda. Kebahagiaan yang dirasakan selama 3 hari disana pun terasa begitu sederhana. Bisa naik sampe keatas borobudur dan menikmati pemandangan Magelang dari atas itu sudah bahagia. Padahal kaki lecet sampe berdarah-darah. Jalan kaki keliling Malioboro bukannya capek, malah kesenengan. Nyobain naik delman, bahagianya luar biasa. Karna seumur-umur belum pernah naik delman yang ditarik kuda beneran gitu. Bangun subuh-subuh, menghirup udara yang masih berkabut didaerah Kaliurang, bahagianya pol. Padahal biasanya baru bangun tidur kalo matahari udah tinggi diatas kepala. Keliling alun-alun kidul sampe jam 2 pagi, juga dijabanin. Ngantuknya ngga berasa sangkin bahagianya. Diajak offroad naik jeep sampe ke gunung merapi pagi-pagi, bahagianya tak terkira walaupun belum mandi dan masih pake baju tidur. Segala bahagia yang terasa sesederhana itu.

Antrinya sampe 2 jam buat foto disini doang
Setelah perjalanan ke Jogja itu, pernah sih menyempatkan diri pergi kebeberapa tempat buat sekedar merefresh pikiran yang udah muak sama kerjaan. Seperti one day trip ke Singapur dan Treasure Bay Bintan. Tapi tau sendiri kan kalo one day trip, dalam sehari diburu buat mengunjungi semua tempat yang ada. Akhirnya bukan dapet kesan bahagianya, pulang-pulang malah kecapekan dan kehabisan duit karna kalap beli ini itu yang ngga penting disana.

Sebenarnya dalam perjalanan, yang penting itu bukan seberapa banyak tempat yang dikunjungi, berapa banyak fot yang diabadikan, bukan berapa koper oleh-oleh yang dibawa pulang, tapi seberapa besar makna yang didapat dari perjalanan itu sendiri. Perjalanan itu seni. Dan seni itu harus dinikmati untuk mendapatkan apa yang ada dibaliknya, makna apa yang terkandung didalamnya.
Tak peduli jauh atau dekat.
Tak peduli cepat atau lambat.

Seperti kutipan kata yang kuingat, “ada saatnya seseorang berangkat dan ada saatnya seseorang harus pulang. Dan di antara keduanya adalah perjalanan” – Keumala (2012).
Dari setiap perjalanan, pasti akan berakhir sama; pulang.
Pulang kemanapun, atau siapapun yang bisa menjadi tempat merebah  dan melepas lelah. Tempat beristirahat sambil mempersiapkan akan kemana perjalanan selanjutnya.
Dan arti pulang bagiku adalah dimana saja, asal ada kamu.



Jumat, 10 November 2017

Tulisan #duaratusdelapanbelashari



Hai Tuan yang entah mengapa selalu kurindu, aku hanya ingin menyapamu, mengingatkanmu tentang dua ratus delapan belas hari kebersamaan kita. Sejak saat kamu tanyakan aku untuk menjadi teman hidupku, segala yang ada dihidupku, berubah arah kepadamu. Bahagiaku, hanya jika ada dirimu. Cita-citaku, hanya agar bisa hidup bersamamu. Senyumku, hanya jika aku menatap mata teduhmu. Tawaku, hanya jika mendengar suara beratmu.

Aku ingin kamu tahu, kamu adalah orang yang sangat aku hargai keberadaannya, yang aku tunggu pesan singkatnya dan yang aku rindukan kehadirannya. Kamu, penyemangatku melewati hari-hari, bahkan yang terberat sekalipun. Sumber satu-satunya segala tulisanku bisa tercipta. Sebegitunya? Iya. Begitulah.

Kamu teman malamku. Ketika mata kecilku ini menolak untuk dipejamkan, segera segala angan tentangmu memenuhi otakku. Hari-hari yang kita jalani, segalanya yang kita lewati, seperti film yang terputar ulang dikelopak mataku. Kata-kata dan segala janji yang pernah kamu ucapkan, seperti dongeng yang mendayu. Momen tak hanya sekedar lewat, tapi meninggalkan jejak. Wajah yang meninggalkan nama, interaksi yang meninggalkan koneksi, juga setiap kesan yang meningalkan kenangan. Dan kita? Kita tersimpan dalam banyak ingatan. Demi Tuhan, Tuan, berjanjilah itu bukan hayalku saja.

Kamu mentari pagi pembakar semangatku. Saat hari terasa begitu berat bagiku untuk dilewati, bayangan hidup bahagia bersamamu yang menyadarkanku. Seperti mendapat tenaga ekstra, bayangan tawamu bisa membuatku mengalahkan rasa muakku pada rutinitas kerja yang membosankan. Satu kata janji untuk segera bertemu, bisa membakar beribu-ribu semangatku untuk segera menyelesaikan segala urusan pada hari itu. Jangan akhiri ini Tuan, tak bisa kubayangkan apa jadinya jika tak ada lagi kata janji itu.

Kamu satu-satunya permintaan pada pukul 11:11-ku. Iya, hanya kamu yang kuminta. Percayalah, tak perlu kamu bertanya padaku seberapa besar rasa yang ada untumu. Tanyakan pada Tuhan. Kurasa dia sudah bosan mendengar selipan namamu dalam doaku. Kebaikan bagimu, kemudahan untukmu, kelancaran segala urusanmu, sudah menjadi kata-kata wajib tiap kali aku menghadap-Nya. Aku tak banyak meminta. Hanya agar aku menjadi seorang yang pantas mendampingimu menghabisi sisa usia.

Sejak dua april lalu, ruang didalam hatiku terbuka. Ruang dimana AKU dan KAMU menjelma menjadi kita. Ruang dimana yang ada hanya kita berdua. Ruang dimana tak ada orang lain yang bisa menatapmu lebih dalam kecuali aku. Ruang dimana aku bisa merasakan masa depan kita terasa begitu dekat, begitu nyata.

Tuan, bukan tak pernah hatiku tergores karnamu. Bukan tak sering air mata ini menetes karna ulahmu. Sering perkelahian terjadi menyelingi cerita kita, tapi tak sedikitpun itu mengurangi rasaku untuk tetap bersamamu. Sering aku merasa tak pantas berada didekatmu, tapi dengan berbagai cara kamu selalu bisa kembali meyakinkanku, bahwa kamu pantas untuk ku pertahankan.

Aku harap segala rasa bahagia yang aku rasakan ini mejadi bahagiamu juga.

Terima kasih Tuan, untuk dua ratus delapan belas harinya, untuk beratus-ratus kebaikannya, untuk beribu-ribu rasa cintanya.

Terima kasih, untuk segala sabar menghadapiku, segala maklum memaafkanku, segala amarah demi kebaikanku.

Sebaik-baiknya aku, adalah lebih baik kamu yang sudah membuatku menjadi lebih baik.

Ini bahagiaku, jika kamu ingin tahu. Bahagia ketika menemukan seseorang yang karna sebabnya aku menjadi seseorang yang lebih baik lagi.

Terima kasih.

Kamis, 26 Oktober 2017

KAPAN NIKAH???



Mungking disini bukan aku aja yang udah bosan denger pertanyaan 'KAPAN NIKAH????'

Ntah kenapa pertanyaan itu sekarang jadi kayak pertanyaan wajib tiap ketemu temen lama, temen baru, saudara jauh, saudara deket, semuanyaaaaaa.

Dulu, pertanyaan ini muncul cuma dimomen-momen tertentu. Misalnya acara nikahan saudara, nikahan temen, atau nikahan orang yang kita ngga kenal tapi dapet undangan dan kebetulan ketemu orang yang kita kenal disana (yakali :P)

Tapi makin kesini, apalagi setelah memasuki umur 24 tahun ini, frekuensi terlontarnya pertanyaan itu semakin sering terjadi. Tiap kali update poto bareng pacar disosmed, pasti ada aja yang komen 'KAPAN NIKAh?'. Dan udah hapal banget tiap upload poto lagi kondangan, pasti komennya 'kondangan mulu, ngundangnya kapan?'. Tiap kali ada acara ketemu saudara, pasti ntah tante, om, bude, bulek, nenek, ada aja yang nanya 'KAPAN NIKAH? adek sepupumu tuh liat, anaknya udah 2' -__-

Bahkan tuntutan untuk segera nikah itu mulai dikait-kaitkan dengan kehidupan sehari-hari yang sebenernya ngga nyambung. Kayak kemaren deh, Gilang dan papa yang biasanya ganti-gantian ngejemput dikantor mendadak ngga bisa jemput. Rada panik nyari tebengan karna emang itu udah sore dan aku paranoid naik angkutan umum. Eh, ntah dari mana tiba-tiba ada suara, 'makanya nikah. Jadi ada yang anter jemput'. Pengen banget ngejawab, nikah ama sapa???? Tukang ojek online? Download aplikasi trus pilih 'Go-KUA' gitu?

Apalagi ngeliat umur yang udah masuk 24 tahun, itu kayak warning tersendiri buat orang-orang disekitar. Umur 24 tahun dan belum nikah itu udah kayak tanda-tanda bakal ada bahaya. Ngga ngerti kenapa, tapi tiap kali ada yang nanya umur aku berapa dan aku jawab 24, pandangan mata mereka berubah seolah itu mengkhawatirkan.

Beginilah susahnya tumbuh dilingkungan yang sudah terlanjur mentradisikan bahwa batas perempuan untuk menikah itu 25 tahun. Itu  berarti waktu aku cuma kurang lebih setahun lagi sebelum pandangan mata yang tadinya merasa khawatir itu bakalan berubah menjadi mengkasihani. Yang belum nikah siapa yang heboh ngomongin dibelakang malah tetangga. Heran.

Coba sekarang gantian aku yang nanya. Siapa sih yang ngga kepengen nikah?
Tapi masalahnya kan nikah itu bukan cuma sekedar karna sudah berumur sekian. Bukan juga karna adek sepupu sudah beranak duluan.

Semua akan nikah pada waktunya.

PADA WAKTUNYA.

Waktunya itu yang harus ditunggu. Sesuatu yang baik itu tidak akan datang terlambat. Semuanya sudah diatur Yang Diatas dengan tepat. Kapan. Dengan siapa. Itu rahasia-Nya dan sudah diatur oleh-Nya.

Nikah cepet juga bukan jaminan langsung happily ever after kan? Pasangan muda yang sudah menikah kemudian memutuskan untuk bercerai juga bejibun.

Sebelum menikah banyak yang harus dipersiapkan.

1. Mental
Sudah siap atau belum bangun pagi duluan dan bikinin sarapan suami padahal biasanya bangun kalo udah diteriakin mama?

Sudah siap belum pulang kerja beberes dan siapin makan malamnya suami padahal biasanya pulang kerja langsung tepar sampe lupa mandi?

Sudah siap belum kalo jalan sama temen-temen mesti buru-buru pulang keinget anak sama suami dirumah padahal biasanya sampe tengah malem juga bodo amat, paling mama marahnya 15 menit doang?

Akan ada banyak hal yang berubah setelah pernikahan. belum lagi memikitkan resiko terburuknya, seperti: seandainya keuangan keluarga lagi kacau, kita harus gimana? Atau masalah-masalah rumah tangga lain yang sekarang ini belum kebayang sama kita.

2. Finansial
Masyarakat zaman sekarang kadang ajang nikah udah jadi ajang pamer-pameran. Resepsi itu jadi tuntutan. Semua pada lomba-lombaan resepsi siapa paling WAH, gaun pengantin siapa paling KECE, gedung pernikahan siapa paling MEWAH. Undangannya hard atau soft cover? Dan untuk itu semua butuh satu hal: DUIT. Yang jumlahnya ngga sedikit.
Dan jaman sekarang nyari duit yang ngga sedikit itu susaaaahh.

Eh, ada satu yang ngga boleh ketinggalan. Poto prewedding!
Astagaaaa, berapa lagi ituuuu???

Itu baru untuk resepsi.

Belum lagi keperluan setelah berumah tangga. setelah nikah terus hamil, melahirkan bukannya muraah. Iya kalo bisa normal? Nah kalo mesti operasi? terus setelah lahir, keperluan bayi zaman now, banyaknya minta ampun.

Emang sih ada yang namanya rezeki setelah nikah. Allah ngga akan membiarkan umatnya begitu saja. Toh nikah itu juga anjuran dari-Nya. Bahkan sampai disebut nikah itu untuk menyempurnakan ibadah kita kepada-Nya. Tapi kan ngga mungkin juga tiba-tiba gedebug jatoh duit dari langit. Semuanya butuh usaha.

Jadi sekarang, biarlah 'KAPAN NIKAH?' menjadi rahasia Sang Pencipta. Bila waktunya sudah tiba, tak perlu bertanya pun, undangan itu akan tiba. Tinggal liat aja itu undangan NIKAH atau undangan AKIKAH. HAHAHAAAA

Makanya, jangan ditanyain kapan ngundang mulu. Ntar yang dateng undangan akikah baru pada kaget. Nikah belum, udah akikah aja. Anak siapa? Siapa Bapaknya? :P

Rabu, 25 Oktober 2017

Aku kangen kamu yang dulu (?)



Manusia, siapapun itu, dalam perjalanan hidupnya pasti mengalami perubahan. Tinggal kita yang mesti tau gimana cara menyikapinya, karna besar atau kecilnya perubahan pasti membawa dampak bagi orang itu sendiri, orang lain, bahkan keadaan disekitarnya.

Pun dalam sebuah hubungan, perubahan itu sering terjadi. Entah perubahan sudut pandang, perubahan perlakuan, atau yang lebih parah, perubahan perasaan. Mitamit yaa, tapi yang terakhir ini jangan sampai terjadi.

Penyebab perubahan itu sendiri sih banyak. Mulai dari yang simpel dulu yah:

1. Sepele terhadap pasangan.
Kebanyakan pasangan yang udah pacaran cukup lama pasti mulai timbul perasaan begini: "entar aja ah ngabarinnya, dia tau kok aku kerja", "entar aja deh bales chatnya, dia pasti ngerti aku lagi sibuk", entar aja deh ngabarinnya kalo udah sampe rumah, dia tau kok aku lagi dijalan", yang lebih parah lagi, pas ribut kadang sempet kepikir, "alah, 15 menit lagi juga baikan".

2. Komunikasi
Segimanapun kuatnya hubungan, hal sekecil apapun HARUS dikomunikasikan kepasangan. Komunikasi itu penting, biar kalo ada apa-apa ngga jadi salah paham. Karna kalo udah salah paham, semua penjelasan bakal kedengeran cuma kayak alesan.
 
Saling memberi kabar itu juga ngga kalah penting. Jangan nunggu dia yang ngabarin duluan. Disana dia juga nunggu kabar dari kita. Kita lagi dimana, sama siapa, nagapain aja. Just delete semua teori kalo cowok yang mesti mulai semuanya duluan. Emang sekarang bukan zamannya lagi 24 jam full harus kabar-kabaran, chat all day long. Tapi setidaknya, kabarin dia kalo mau pergi kemana-mana. Jangan buat dia khawatir trus jadi mikir yang ngga-ngga. Lagian kita ngga tau apa yang dia alamin. Bisa aja diluar sana dia lagi bad mood, lagi ada sesuatu yang bikin pikirannya kacau, dan lagi butuhin kita banget.

2. Berhenti berjuang.
Bukannya mau mengintimidasi para cowok-cowok yaa. tapi ini 80% dilakukan oleh para lelaki. Awalnya doang yang kayaknya iya banget. Eh pas udah jadi pacar, yaudah cuek aja gitu. Ntar giliran ada yang cowok lain yang lebih perhatian, baru tuh heboh ngga keruan, nyari pembelaan, nyari pembenaran.

Kita cewek-cewek ini bukannya haus kasih sayang atau suka cari perhatian ya. Tapi ada rasa nyaman ketika diperhatikan. Merasa penting ketika lelakinya selalu ada memberi kabar. Ada rasa bahagia ketika kita merasa didahulukan.
Kebanyakan cowok-cowok sering banget 'besar kepala' ngerasa udah dicintai sebegitunya sampe berpikir kalo ceweknya ngga bakal kemana mana, ngga akan berpaling, tetep cinta gimanapun juga. Padahal kan kalo berjuang sendiri gitu terus lama-lama capek juga. Sesabar-sabarnya orang juga bakal pergi ketika ngerasa kehadirannya tak lagi dihargai.

3. Trouble in relationship
Yang namanya hubungan, ngga mungkin bakalan berjalan mulus-mulus aja. Ditengah jalan pasti ada aja kita nemuin kerikil yang bisa bikin jatuh. Tapi apapun masalahnya, segeralah selesaikan berdua dengan kepala dingin sampai bener-bener selesai. Jangan sampe gantung, cuma selesai disatu pihak sementara yang lainnya masih ngedongkol. Karna yang begini ini biasanya yang bikin perubahan dalam hubungan. Rasa kesal yang ngga kesampean itu bisa jadi bahaya berkepanjangan kalo dibiarin terus, bakal ada rasa males kepasangan sendiri dan ujung-ujungnya jadi hambar. Yaampun, jangan sampe :(

4. Orang ketiga.
Ini adalah penyebab paling 'amit-amit, jangan sampe kejadian', tapi sebenernya paling gampang terjadi. Dalam kehidupan sehari-hari pasti ada masanya kita bakal ketemu sama orang baru, entah temen sekolah/kampus/kantor baru, ngga sengaja ketemu orang baru dijalan, followers di sosial media, atau kenalan baru dari temen setongkrongan. Dan bisa aja kan dari orang-orang baru ini ternyata pasangan kita menemukan 'sesuatu yang baru' yang lebih menarik menurutnya. Secara, kita ini manusia, gga akan pernah puas, ngga akan pernah merasa cukup.

Tapi selain orang-orang baru yang disebutin diatas tadi, orang ketiga itu bisa jadi juga berbentuk sebagai orang-orang lama yang pernah ada dalam kehidupan pasangan kita, atau yang biasa disebut, MANTAN. Iyaa, MANTAN! Jujur aja yah, aku salah satu orang yang sensitif banget sama mahluk bernama mantan ini.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Makanya, mulai dari sekarang coba saling mengkoreksi dan memperbaiki diri. Inget-inget lagi deh gimana bahagianya masa-masa PDKT dulu. Jangan sampe nih ya, kenangan manis zaman penjajakan justru hilang saat udah jadian.
Kebiasaan-kebiasaan waktu masa awal-awal pacaran juga jangan sampe dilupain. Hal sepele kayak ngucapin Good Night sebelum tidur itu juga perlu buat ngejaga hubungan supaya tetep manis. Alay? lebay? Engga. Justru hal-hal begini yang nanti akan sangat dirindukan.

So, semangat survive buat pasangan-pasangan diluar sana. Semoga tetap manis sampai nanti datang satu hari termanis yang dinantikan.


Selasa, 08 Agustus 2017

Kita ini bahagia ngga, sih?


Sempet ada temen yang entah nyindir, atau emang beneran ngatain, pokoknya dia bilang begini, “jangan terlalu suka ngumbar tentang hubungan di sosial media. Ngga bagus. Dan bla bla bla..............”. 

Sebenernya apa yang aku buat selama ini sama sekali ngga ada maksud ngumbar. Just sharing. Cuma sekedar cerita tentang apa yang aku alamin, yang aku rasain. Kalo ngga suka, ya ngga usah dibaca dan ngga usah diambil hati.

Ada juga yang bilang kalo kita sering ngumbar hubungan kita ke sosmed itu tandanya hubungan kita ngga bahagia.
Jujur aja yah, sebelum ketemu Gilang aku jarang banget upload foto atau apapun itu tentang hubunganku ke sosial media. Terus itu berarti aku bahagia? HAHA, ENGGA! Hampir tiap hari nangis malah, berasa pacaran sama bawang!

Yang lain lagi bilang, ngumbar hubungan ke sosmed itu sama aja kaya pencitraan.

Kadang suka heran sama orang yang secepet itu ngejudge.

Apa yang setiap orang rasain itu berbeda beda. Ngga akan ada habisnya kalo kita dengerin omongan orang.

Aku begini karna memang apa yang aku jalanin sama Gilang emang beda. Entahlah, susah digambarin rasanya.

Kalo orang bilang, pacarannya udah lama tapi baru berasa kayak baru kemaren. Aku sama Gilang malah sebaliknya. Kita baru jalan 5 bulan sekarang dan aku berasa udah ngejalanin hubungan bertahun-tahun sama dia. Aku udah kenal sama keluarganya, dia juga udah kenal sama keluargaku. Aku udah ngerti banget 'kebo-nya' dia (tidur mulu dimana-mana -,-), dia juga udah hapal banget aku ngga suka makan toge sama minum air putih. Hal-hal kecil yang jadi kebiasaan kita masing-masing, kita udah tau satu sama lain.

Kalo orang biasanya jauh kangen, deket berantem, kita mah kagaaak. Kita ribut mulu kalo lagi jauh, dan kangen-kangenan kalo lagi deket. Haha. Ributnya juga bukan berantem gede atau gimana gitu. Ributnya kita itu paling cuma karna hal-hal kecil kayak aku yang suka salah artiin omongan dia di chat atau dia ngambek karna aku balesnya lama. Gitu doang. Kayak sekarang ini, kita lagi ribut nih, gara-gara dari malem Gilang udah janji mau jemput aku pulang kerja kekantor, tapi detik-detik aku mau pulang dia ngabarin kalo dia baru bisa keluar kantor jam 7 malem. Dan setelah itu berdebatlah kita ngebahas aku harus pulang naik apa dan sama siapa. -___-"

Intinya sih kalo menurut aku, bahagia apa tidaknya hubungan seseorang, bukan tergantung sama sering atau ngganya dia ngepost poto disosial media, seberapa sering kita 'pencitraan' atau apalah itu. Tapi tergantung gimana kita ngejalanin hubungan itu sendiri. Memang sering upload foto bareng, Check-in dipath bareng, atau upload moment bareng itu belum tentu menandakan kalo pasangan itu bahagia, tapi itu bukan jadi patokan bahagia atau ngganya hubungan, toh?


Setiap orang punya cara masing-masing buat ngungkapin bahagianya. Punya cara sendiri-sendiri dalam mencintai pasangannya. Ada yang bilang bahagia itu jalan-jalan berdua, travelling kemana-mana, romantic diner direstauran gede, nongkrong dicafe-cafe hits.
Tapi ada juga yang bilang bahagia itu sesederhana ketemu dan tatap muka, ngga kemana-mana tapi duduk berdua diteras rumah, makan eskrim sampe belepotan kemana-mana, nongkrong diangkringan pingir jalan, makan sate telur puyuh sambil dengerin live akustik.

Semuanya tergantung seberapa besar kita ngehargain setiap moment yang kita jalanin berdua.

Nggaada orang yang bisa ngejudge apa yang dirasain atau dijalanin orang lain. Karna kita nggatau gimana rasanya kalo kita ada diposisi mereka, gitu juga sebaliknya. Saling respect aja sih. Nggausah ikut campur urusan orang. Kalo orang seneng, kita ngga dapet apa-apa. dan kalo orang sedih, yang sakit juga bukan kita.

Just life your own live.

Senin, 07 Agustus 2017

Unexpected Birthday Surprise!




Like a dream comes true, mungkin itu yang aku rasain waktu itu.

Di Sky Light Lounge yang bertempat di lantai 8 Vanilla Hotel, Gilang ngasih Surprise birthday yang super super romantis, Perfect Candle Light Diner.

26 juni 2017, 00.00 WIB
Tengah malem buta Gilang nelfon cuma buat ngucapin Happy Birthday ke aku. Orang pertama yang ngucapin itu ke aku.
Paginya, semuanya berjalan biasa aja. Aku sama sekali ngga ada kepikiran Gilang bakal ngasih kejutan atau apalah.

Dan sorenya, Gilang nongol kerumah, katanya sih mau ngajakin nonton. Tapi dia bilang, mamanya dari Singapore dateng dan sekarang stay di Vanilla Hotel. Jadi sebelum nonton, kita singgah dulu kesana ambil titipan dari mama buat ibu. Tanpa firasat apapun aku iyain aja, karna kirain emang beneran.

Sampe disana, eh ternyata, bukan mama yang dateng. Ngga ada itu titipan atau apalah. Yang ada satu meja Full of romantic Things dan ada cake dengan tulisan “HAPPY BIRTHDAY SAYANG”. Huahhhh, semuanya campur aduk jadi satu, seneng, terharu, kaget. Ngga nyangka aja Gilang bisa seromantis itu nyiapin semuanya. Segala pake lilin, balon, foto-foto kita. Hmmm, speechless! Nggabisa diungkapin dengan kata-kata gimana bahagianya aku waktu itu.

Akhirnya, Cuma bisa bilang gini,      
                                                             
Hai, sayang
Terima kasih buat segala hal indah yang udah kamu lakuin buat aku.
Terima kasih buat semua hal baik yang selalu kamu tunjukin ke aku.
Terima kasih udah jadi seseorang yang luar biasa sabar ngadepin aku.

Mainstream banget sih emang kata-katanya. Tapi emang ini yang aku rasain. Sanking bahagianya tuh sampe nggatau harus ngomong apa. Pokonya tuh ya semenjak ada Gilang, hidup aku berubah. Semua makin indah, makin sempurna. Dan masa depan itu udah kayak didepan mata. Cieeeee, amiin.

Setelah puas diner-dineran, kita pulang. Lanjut potong kue dirumah. Bareng mama, papa, sama keluarga yang lain. What a perfect day and very perfect birhtday!

Kamis, 13 Juli 2017

22 Juni 2017 - Happy Birthday, gilang!


Happy Birthday, Happy Birthday
Happy Birthday, Gilang!

Seperti kebanyakan cewek-cewek lain, ketika cowoknya ulang tahun pasti banyak banget yang direncanain. Pengen kesini kesitu, ngasih surprise ini itu, kesana sini nyariin kado, pengen banget buat unforgetable moment.

Gitu juga aku. Dari jauh-jauh hari udah rencana banget pengen ngasih surprise ke Gilang. Pengen ngasih kejutan yang ngga akan dia sangka sebelumnya. Ngumpulin duit, searching kado apa yang cocok buat dia, nanya ketemen-temen ntr bagusnya gimana. Sampe nyusun rencana pura-pura minta ditemenin check up mata dirumah sakit biar dia izin kerja, tapi ntr bohong dikit bilang mau ketemu temen dulu di salah satu tempat karoke favoritnya aku sama temenku, daaaaan surpriseeeee!!!

Tapi ternyataaaa, beberapa hari lagi sebelum hari H, semua ZONK! Berantakan, buyar ditengah jalan dengan 1 pesan singkat dari gilang,

hari kamis aku ngga jadi nemenin kamu yaa

Lemes seketika.

Tapi  ya sudahlah. Memang timenya lagi ngga pas. Dia ulang tahunnya cuma beberapa hari lagi menjelang lebaran. Dan pas lagi dapet shift kerja masuk siang dari jam 2 siang sampe jam 10 malem. Terus aku bisa apa???? Haha.

PASRAH.

Menjelang detik detik terakhir, kok rasanya sayang banget yah hari ini kelewat gitu aja tanpa apapun. Akhirnya dengan modal nekat dan cake yang emang udah telanjur dipesen dari jauh hari ketemenku, aku mau datengin kekantornya!

Pagi, udah nyusun rencana sama adek, ntr dia jemput aku kekantor, balik kerumah bentar, trus langsung cabut alesan mau buka diluar sama temen. Karena kebetulan gilang break pas jam 18.00 WIB. Tapi ternyata mobil dipake. Ujian banget ya ampuunnnn. Akhirnya setelang nunggu dengan gelisah takut gilang keburu pulang dan rencana bakal gagal total, mobil pun balik. Alhamdulilah :p

Dari rumah aku nyantai aja nyetir kearah kantornya Gilang yang emang ngga begitu jauh. Belum kepikiran disana nanti bakal gimana. Begitu sampe dikantornya dia, gila rame banget! Mendadak jiper. Dan sempet mau mutusin puter balik aja ah ngga jadi, maluuuuu. Temen-temennya pada ngumpul diluar dan dia ngga ada disana. Sebelumnya emang udah ketemu sih sama temen-temennya itu waktu nemenin gilang futsal sama orang kantor, tapi kan ngga kenal-kenal banget. Cuma sekedar tau gitu doang.

Mulai deg-degan, bingung mau ngapain dan harus gimana. Akhirnya adek aku berinisiatif buat nyamperin temen-temennya, trus minta tolong panggilin Gilang kedalem. Untungnya temen-temenya pada baik-baik banget, mau manggilin dan bantuin aku kasih surprise gilang.
Setelah dipanggil, Gilang keluar dari kantornya, ikuta gabung duduk sama temen-temennya. Trus salah satu temennya kodein aku buat keluar mobil, dan jalan kebelakangnya dia. Sumpah deg-degan parah kek orang bego!

Baru nyampe dibelakangnya, tiba-tiba Gilang noleh kebelakang.

 TARAAAAAA!!!!!!!

HAPPY BIRTHDAAAAAYYYYY!!!

Kurang puas sih sebenernya Cuma buat gitu doang. Tapi mau gimana lagi, timenya emang lagi ngga pas untuk buat kayak yang aku mau. Next year maybe.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Selamat bertambah usia, Sayang. Makin dewasa, jangan suka marah-marah sambil matahin kipas angin lagi.

Jadi pasangan yang terbaik buat aku dan jadi Abi yang terhebat buat Adam. We love you!
Dan semoga tahun tahun kedepan masih kita rayain bareng-bareng. Xoxo!

Rabu, 21 Juni 2017

Jatuh Cinta diam-diam, Tentang Rindu yang Dipendam






Ngga bisa tidur semaleman, iseng buka wattpad, baca baca cerpen disitu dan nemu satu cerita yang ngena banget dihati. Ceritanya tentang seseorang yang sebenernya sayang,tapi lebih memilih buat mendem perasaannya dan sampe endingnya tetep aja dia ngga bisa memiliki. Nyeesss banget ngga sih???

Begitu selesai baca, langsung ngedetak aja gitu dihati. Kebayang gimana rasanya sayang sama orang tapi ngga bisa bilang. Jadi kebawa perasaan dan ingat seseorang. Bukan, bukan pacar. Alhamdulillah hubunganku sama Gilang baik-baik aja. Tapi ini lebih dari itu.

Hubunganku sama orang ini lebih dari pacar. Susah dijelasin. Tiba-tiba mendadak jadi sayang sesayang sayangnya sama orang ini cuma gara gara ngeliatin mukanya yang polos pas tidur dan itu rasanya adeeem banget. Nggatau gimana ungkapinnya, but yes, i am falling in love. This is a real love. Unconditional love.

He is Gilang’s son. Yaa, Gilang is already have a kid, his name is Adam Gian Pratama, 4 years old. I never dreamt my blessings would all be multiplied. That life would just seem more complete, when he were by our side. Bahagaianya itu beda. Entahlah, mungkin karna belum pernah ngerasain punya anak jadi over excited.

Pertama kali tau Gilang udah punya anak, ragu itu ada. Ya secara sebelumnya aku belum pernah begini. Ngga kebayang ntar harus apa dan mesti gimana. Tapi makin dijalanin, makin kesini, everything’s good. Jujur aja ya, i never knew how much i love my boyfriend until i saw how much he love his son. Kita jalan bareng, main-main bareng, ada rasa bahagia yang entah kenapa rasanya belum pernah aku rasain sebelumnya.

Kalau mau dijelasin rasanya itu kayak jatuh cinta, tapi ngga bisa bilang. Udah sayang, tapi ngga bisa memiliki. Seberapapun sayangnya aku kedia, he will never be mine. Hurt? Absolutly, yes! Sering ada rasa cemburu yang ngga bisa dijelasin kenapa, karna aku ngga ada hak untuk itu. Tiap kali denger Adam nyebut nama orang lain dalam obrolan kita, itu rasanya kayak ada bunyi “kraaaak....” didalem hati, berasa ada yang patah.

Aku mulai ngerasain ini waktu tiba-tiba Gilang ngabarin Adam sakit dan diopname. Balik kerja dijemput Gilang, buru-buru kita kesana. Sampe sana perasaan aku tuh campur aduk. Antara khawatir, sedih ngeliat dia lemes begitu, pengen langsung meluk tapi ngga bisa. Akhirnya aku cuma bisa diem. Iya, diem doang dan ngeliatin. Ngeliat dia nangis, rasanya tuh pengen ada disamping dia dan bilang, “don’t cry baby, everything’s will be fine. I am here with you now”. Tapi mikir lagi, posisiku saat ini belum bisa buat ngelakuin hal sejauh itu. Dan aku juga sadar satu hal, bukan aku yang dia butuhin saat itu. He need his Mom. Not me.

Malem kedua Adam sakit, aku sedikit beruntung. Karna bisa duduk disamping dia, ngipasin dia karna dia kepanasan, dan ngeliatin dia tidur. Nggatau kenapa, tapi itu rasanya damai banget. You know what i’m thinking about? He may not have my eyes, but from that very first moment, he had my heart. I may not carried him for 9 month, but from now, i will always bring him in my heart forever. Ngga pengen pulang. Pengen disitu, nemenin dia sampe ntr dia bangun. Tapi sekali lagi, itu ngga mungkin.

Tiap kita jalan, nyuapin dia makan itu precious moment banget buat aku. Ngeliat dia becanda terus ketawa itu rasanyaaaa, aaahh susah digambarin senengnya. Apalagi kalo nemenin dia main game, ngeliat mukanya dari deket, geregetan pengen ciuummmm.

Luar biasa banget yah, anak kecil umur 4 tahun bisa bikin aku jatuh cinta sejatuh-jatuhnya.

Sebenernya sih ngga mungkin banget, tapi seandainya suatu saat nanti Adam ketemu tulisan ini, aku pengen dia tau, so many people love you, Kid.


Not flesh of my flesh

Not bone of my bone

But still miraclously, my very own

I never forget for one single minute, the day when i saw you sleep

You didn’t grow under my heart, but in it


When i first met your father

Little did i know, that over time

I’d loved you, too










Rabu, 14 Juni 2017

Tulisan Rindu



Rindu tak pernah sebangsat ini sebelum aku bertemu kamu. 


Uring-uringan. Bingung mau ngapain. Scroll history chat sampe ke yang lama-lama banget, terus senyum senyum sendiri kayak orang bego.

Kata Tulus, rindu itu baik untuk kita (Ruang Sendiri – 2016). Iya, mungkin. Jadi ntar pas ketemu, berasa gitu kangennya. Kalau gitu tunggu sampe kita ketemu nanti, dan lihat, sebaik apa aku setelah beberapa hari merindukanmu.

Tapi memang benar, diusia kita yang sudah segini, bukan waktunya lagi pacaran yang harus setiap hari ketemu, kemana-mana berdua, anter-jemput sana sini kayak anak SMA yang baru ketemu cinta pertama. Kita udah sama-sama dewasa. Sama-sama sudah punya kesibukan masing-masing. Sebagai pasangannya, aku ngga boleh egois untuk selalu meminta waktunya kapanpun aku mau. Dia punya dunianya sendiri. Dia punya keluarga, teman, pekerjaan atau bahkan urusan yang memang lebih penting dari pada aku.

Dan aku? Sebisa mungkin menunggu.

Saling percaya, itu kuncinya. Aku percaya dia bukan orang yang suka meremehkan kepercayaan sudah aku beri padanya. Dan aku juga percaya, bahwa dia juga percaya kalau aku buka tipe wanita yang suka sepik sana sini sama laki-laki lain ketika dia sedang sibuk dengan me time-nya.

Tapi sebenernya tak ada orang yang benar-benar sibuk, semua tergantung pada prioritas. Semenit saja, berilah kabar. Jangan buat wanitamu cemas menunggu sedang dimana dan sedang apa kamu. One thing that you must to know, boys. Woman can do a research more than FBI, if they want!

Penulis favoritku, Dee Lestari, pernah bilang begini:

Seindah apapun huruf terukir dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi? Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang jika ada ruang? (Filosofi Kopi – 2006)

Karna sebenernya yang paling penting dari hubungan itu bukan seberapa seringnya bareng-bareng, tapi seberapa berkualitasnya waktu yang kita habisin bareng-bareng. Percuma kan sering ketemu tapi selalu berantem? Mendingan jarang ketemu tapi hubungan tetap adem ayem.

Ibaratnya tuh mungkin begini, enak mana naik arung jeram diair dangkal yang berombak atau berlayar dengan kapal besar dilaut tenang? Arung jeram mungkin seru. Tapi ngga ada orang yang bisa sampai ketempat yang jauh dengan arung jeram, kan? Naik kapal besar dilaut tenang memang kadang ada bosannya. Bosan itu hal manusiawi. Semua orang pasti pernah dan pasti akan bosan. Tapi ya balik lagi kehati masing-masing. Selagi sama-sama bisa menjaga komitmen, semuanya pasti akan baik baik saja. Pikirin lagi deh, yakin mau ninggalin kapal yang udah separo jalan demi naik arung jeram yang bahkan ngga akan penah sampai kemanapun? Ngga capek terombang-ambing gitu?

Ketika sedang berjarak, rindu pasti ada. So, just make it simple. Ketika rindu, bilang. Pengen ketemu, datangin. Buat wanita, jangan sok bikin kode-kode hanya karna terlalu malu bilang kangen dan pengen ketemu. Laki-laki bukan mind reader yang bisa membaca apa isi otakmu. Dan buat laki-laki, jangan sok sibuk dengan kerjaan atau temanmu dan begitu saja membiarkan wanitamu merindu. Menunggu tak seenak itu. Apa perlu dia letusin balon hijau depan mukamu, biar kamu tau hati sangat kacau itu gimana?

Intinya sih, apapun itu, komunikasikan. Bicarakan. Pasangan itu partner. Sama-sama berjuang. Bukannya yang satu enak sendiri dan yang satunya capek sendiri.

Nah, ngomongin soal capek, aku sama gilang pernah membaca satu artikel tentang ‘capek’. Tentang gimana hubungan bisa terus berjalan ketika keduanya tak mudah ‘capek’ menghadapi satu sama lain. Karna, ketika salah satunya saja sudah menyerah dan berkata, “aku capek...”, maka sekeras apapun satunya lagi berjuang untuk tetap survive, ngga akan ada hasilnya. Lama-lama pasti juga bakalan ikutan ‘capek’ dah berhenti.

Jangan mudah bilang capek. Jangan mudah bilang lelah. Namanya sedang memperjuangkan sesuatu ya pasti ada perasaan begitu. Tapi diinget lagi gimana dulu waktu mulai berjuang sama-sama dari bawah.

Ah, sudahlah. Gara-gara rindu, jadi kemana-mana omongannya.

Rindu itu ternyata efeknya begini banget yah. Tiba-tiba kecium aroma liquid vapenya dia, tiba-tiba keinget dan bikin engga fokus. Ah, aku butuh aqua. Eh bukan, aku butuh dia. Karna obat paling ampuh buat rindu itu ya bertemu.

Tadi malem, gilang bilang begini, “sabar, tunggu sampe nanti watunya kita ketemu”.

Iya Gilang, iyaa. Aku tunggu. Rindunya udah aku kumpulin dan bakal aku ledakin didepan muka kamu ntr pas kita ketemu.

See you when i see you!

I miss you!

Iloveyou.



NB: Yes. I always write ILOVEYOU with no space. So there is no room foe anyone else