Tulisan Rindu

Rabu, 14 Juni 2017

Tulisan Rindu



Rindu tak pernah sebangsat ini sebelum aku bertemu kamu. 


Uring-uringan. Bingung mau ngapain. Scroll history chat sampe ke yang lama-lama banget, terus senyum senyum sendiri kayak orang bego.

Kata Tulus, rindu itu baik untuk kita (Ruang Sendiri – 2016). Iya, mungkin. Jadi ntar pas ketemu, berasa gitu kangennya. Kalau gitu tunggu sampe kita ketemu nanti, dan lihat, sebaik apa aku setelah beberapa hari merindukanmu.

Tapi memang benar, diusia kita yang sudah segini, bukan waktunya lagi pacaran yang harus setiap hari ketemu, kemana-mana berdua, anter-jemput sana sini kayak anak SMA yang baru ketemu cinta pertama. Kita udah sama-sama dewasa. Sama-sama sudah punya kesibukan masing-masing. Sebagai pasangannya, aku ngga boleh egois untuk selalu meminta waktunya kapanpun aku mau. Dia punya dunianya sendiri. Dia punya keluarga, teman, pekerjaan atau bahkan urusan yang memang lebih penting dari pada aku.

Dan aku? Sebisa mungkin menunggu.

Saling percaya, itu kuncinya. Aku percaya dia bukan orang yang suka meremehkan kepercayaan sudah aku beri padanya. Dan aku juga percaya, bahwa dia juga percaya kalau aku buka tipe wanita yang suka sepik sana sini sama laki-laki lain ketika dia sedang sibuk dengan me time-nya.

Tapi sebenernya tak ada orang yang benar-benar sibuk, semua tergantung pada prioritas. Semenit saja, berilah kabar. Jangan buat wanitamu cemas menunggu sedang dimana dan sedang apa kamu. One thing that you must to know, boys. Woman can do a research more than FBI, if they want!

Penulis favoritku, Dee Lestari, pernah bilang begini:

Seindah apapun huruf terukir dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi? Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang jika ada ruang? (Filosofi Kopi – 2006)

Karna sebenernya yang paling penting dari hubungan itu bukan seberapa seringnya bareng-bareng, tapi seberapa berkualitasnya waktu yang kita habisin bareng-bareng. Percuma kan sering ketemu tapi selalu berantem? Mendingan jarang ketemu tapi hubungan tetap adem ayem.

Ibaratnya tuh mungkin begini, enak mana naik arung jeram diair dangkal yang berombak atau berlayar dengan kapal besar dilaut tenang? Arung jeram mungkin seru. Tapi ngga ada orang yang bisa sampai ketempat yang jauh dengan arung jeram, kan? Naik kapal besar dilaut tenang memang kadang ada bosannya. Bosan itu hal manusiawi. Semua orang pasti pernah dan pasti akan bosan. Tapi ya balik lagi kehati masing-masing. Selagi sama-sama bisa menjaga komitmen, semuanya pasti akan baik baik saja. Pikirin lagi deh, yakin mau ninggalin kapal yang udah separo jalan demi naik arung jeram yang bahkan ngga akan penah sampai kemanapun? Ngga capek terombang-ambing gitu?

Ketika sedang berjarak, rindu pasti ada. So, just make it simple. Ketika rindu, bilang. Pengen ketemu, datangin. Buat wanita, jangan sok bikin kode-kode hanya karna terlalu malu bilang kangen dan pengen ketemu. Laki-laki bukan mind reader yang bisa membaca apa isi otakmu. Dan buat laki-laki, jangan sok sibuk dengan kerjaan atau temanmu dan begitu saja membiarkan wanitamu merindu. Menunggu tak seenak itu. Apa perlu dia letusin balon hijau depan mukamu, biar kamu tau hati sangat kacau itu gimana?

Intinya sih, apapun itu, komunikasikan. Bicarakan. Pasangan itu partner. Sama-sama berjuang. Bukannya yang satu enak sendiri dan yang satunya capek sendiri.

Nah, ngomongin soal capek, aku sama gilang pernah membaca satu artikel tentang ‘capek’. Tentang gimana hubungan bisa terus berjalan ketika keduanya tak mudah ‘capek’ menghadapi satu sama lain. Karna, ketika salah satunya saja sudah menyerah dan berkata, “aku capek...”, maka sekeras apapun satunya lagi berjuang untuk tetap survive, ngga akan ada hasilnya. Lama-lama pasti juga bakalan ikutan ‘capek’ dah berhenti.

Jangan mudah bilang capek. Jangan mudah bilang lelah. Namanya sedang memperjuangkan sesuatu ya pasti ada perasaan begitu. Tapi diinget lagi gimana dulu waktu mulai berjuang sama-sama dari bawah.

Ah, sudahlah. Gara-gara rindu, jadi kemana-mana omongannya.

Rindu itu ternyata efeknya begini banget yah. Tiba-tiba kecium aroma liquid vapenya dia, tiba-tiba keinget dan bikin engga fokus. Ah, aku butuh aqua. Eh bukan, aku butuh dia. Karna obat paling ampuh buat rindu itu ya bertemu.

Tadi malem, gilang bilang begini, “sabar, tunggu sampe nanti watunya kita ketemu”.

Iya Gilang, iyaa. Aku tunggu. Rindunya udah aku kumpulin dan bakal aku ledakin didepan muka kamu ntr pas kita ketemu.

See you when i see you!

I miss you!

Iloveyou.



NB: Yes. I always write ILOVEYOU with no space. So there is no room foe anyone else


0 komentar :

Posting Komentar